KIEV, KOMPAS.com - Ada lubang yang harus ditambal Spanyol jika mereka ingin sukses meraih tiga gelar prestisius: juara Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012. Lubang yang bisa menjadi pintu kemenangan Italia di final, Minggu (1/7), adalah tampil dengan strategi yang sulit dibaca dan improvisasi pemain di lapangan hijau.
Bek Spanyol Sergio Ramos mengakui, tim Matador sulit menerka strategi yang bakal diterapkan skuad Italia. Spanyol berjumpa Italia pada babak penyisihan Grup C dengan skor 1-1 tiga pekan lalu. Pada pertandingan itu, Italia memasang pola 3-5-2. Dengan pola itu, serangan yang dilancarkan Spanyol dapat diredam Italia.
Namun, pada laga final melawan Spanyol, tampaknya Italia akan kembali ke pola klasik 4-3-1-2 seperti yang mereka pakai untuk melibas Jerman.
Italia senang mengubah-ubah pola permainan. Gaya permainan mereka di setiap pertandingan tidak pernah sama, kata Ramos, bek klub Real Madrid.
Ramos mengungkapkan, pemain Spanyol tidak akan bermain dengan nafsu menggelegak demi mengejar gelar juara. Sebaliknya, mereka akan bermain tenang sambil mempelajari strategi lawan.
Kami tidak akan terlalu ambil pusing dengan strategi Italia. Kita tunggu dan lihat saja pertandingan hari Minggu nanti. Italia boleh saja gonta-ganti strategi, tetapi Spanyol tidak gentar, ujarnya.
Andres Iniesta menuturkan, permainan Spanyol pasti berkembang jika lawan tidak bermain dengan bertahan total. Ucapan Iniesta itu jelas menyindir Italia yang tersohor dengan pertahanannya yang sulit didobrak.
Waspadai Balotelli
Kubu Spanyol mewaspadai Mario Balotelli yang sedang mengganas. Salah satu kunci kesuksesan Italia hingga mereka sampai ke final Piala Eropa 2012 adalah berkat Balotelli.
Menurut Cesc Fabregas, Balotelli merupakan pemain yang luar biasa. Kecerdikan pemain Manchester City itu dengan mencetak dua gol yang menghancurkan Jerman di semifinal adalah bukti nyata.
Balotelli adalah ancaman Spanyol, begitu juga Antonio Cassano dan penyerang lain Italia, kata pemain tengah Barcelona itu.
Italia memiliki segudang pemain yang digembleng di klub papan atas Liga Italia. Italia adalah tim dengan kemampuan pemain yang merata di semua lini.
Kubu Spanyol belum lepas dari kritik mengenai penampilan mereka yang kehilangan gaya Spanyol saat menghadapi Portugal di semifinal. Ciri khas sepak bola Spanyol, yaitu permainan tiki-taka yang cantik, tidak muncul. Penonton justru disuguhi permainan membosankan.
Keputusan Pelatih Vicente del Bosque yang membongkar pasang pemain depan saat melawan Portugal mengundang hujatan. Masalah bongkar pasang pemain depan hanya diributkan oleh media. Kami tampil lebih baik dengan variasi lini depan, kata Del Bosque. Pelatih berumur 61 tahun itu harus membuktikan bahwa Spanyol memang layak menjadi juara. (AP/AFP)
Via: Spanyol Sudah Tambal Semua Lubang
0 comments:
Post a Comment